SENKOM MITRA POLRI KABUPATEN PACITAN MENGUCAPKAN DIRGAHAYU KE 267 KABUPATEN PACITAN DENGAN HARI JADI KITA SATUKAN TEKAD DAN LANGKAH DEMI TERWUJUDNYA PACITAN YANG LEBIH SEJAHTERA

Minggu, 19 Februari 2012

GAMBARAN UMUM PACITAN

Kabupaten Pacitan terletak di sebelah barat daya Provinsi Jawa Timur mempunyai luas wilayah administratif sekitar 1.389,87 km2. Kabupaten Pacitan terletak di pesisir pantai Selatan Pulau Jawa pada posisi antara 7.55o - 8.17o LS dan 110.55o BT, 111o55 o – 111.25 o BT.

Kabupaten Pacitan berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah disebelah barat, sebelah utara Kabupaten Pacitan berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Trenggalek dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Jumlah penduduk Kabupaten Pacitan Tahun 2010 berjumlah 558.644 jiwa. Kepadatan Penduduk terbanyak berada pada Kecamatan Pacitan dengan kepadatan penduduk 849 jiwa/km2 dengan cakupan wilayah kecamatan mencapai 77.11 km2.

Kabupaten Pacitan memiliki topografi datar hingga bergunung, dengan elevasi tertinggi 1.200m di atas permukaan air laut (Kecamatan Bandar, Gunung Gembes). Wilayah Kabupaten Pacitan dengan kondisi topografi bergunung terutama terletak di bagian utara DAS Grindulu, meliputi Kecamatan Nawangan, Bandar, Tegalombo dan sebagian Kecamatan Arjosari (Kabupaten Pacitan).

Topografi berbukit mencakup wilayah bagian tengah sebagian Kecamatan Tegalombo, Arjosari dan wilayah barat di kecamatan Donorojo, Punung dan Pringkuku serta di wilayah timur Kecamatan Tulakan, Ngadirojo dan Sudimoro. Sedangkan daerah dengan topografi datar terdapat di sebagian sekitar Kota Pacitan, Arjosari dan Kebonagung.

Kabupaten Pacitan didominasi oleh lahan dengan kondisi topografi berbukit dengan kemiringan 31 – 50% seluas 722.73 km2 (52%), bergelombang dengan kemiringan 11 – 30% seluas 333.57 km2 (24%). Sisanya merupakan daerah bergunung dengan kemiringan lahan lebih dari 51% (10%), daerah berombak dengan kemiringan lahan 6-10% seluas 138.99 km2 (10%) dan daerah dataran dengan kemiringan 0 – 5% seluas 55.59km2 (4%). (Kabupaten Pacitan Dalam Angka 2009).

Wilayah dengan kondisi topografi di atas sangat besar pengaruhnya terhadap fenomena alam dan dampaknya terhadap kejadian banjir dan tanah longsor di daerah hulu dan hilir.

GEOLOGI

a. Geomorfologi

Secara regional kondisi geomorfologi Kabupaten Pacitanter letak dalam zona fisiografi pegunungan Selatan JawaTimur (van Bemmelen, 1949), berkisar dari 25 – 55 km, sedangkan untuk Kabupaten Pacitan antara 14 – 29 km.

b. Satuan Perbukitan dan Pegunungan Batuan Gunung Api Tua

Daerah perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lereng antara 25 – 40%, dan mencakup hampir 70% dari Kabupaten Pacitan. Bagian timur laut Kecamatan Donorojo, bagian utara Kecamatan Punung, Pringkuku, Pacitan, dan Arjosari, sebagian besar Kecamatan Kebonagung dan Tulakan, bagian utara Kecamatan Ngadirojo dan Sudimoro, serta seluruh wilayah Kecamatan Nawangan, Bandar dan Tegalombo.

c. Satuan Perbukitan Kars

Satuan ini tersebar di bagian selatan, sekitar 25% dari luas Kabupaten Pacitan, meliputi hamper seluruh wilayah Kecamatan Donorojo, Punung bagian barat daya, Pringkuku bagian selatan, Pacitan sebelah barat dan tenggara, Kebonagung bagian utara, barat daya dan tenggara, Tulakan bagian utara dan selatan, Ngadirojo bagian selatan, serat Sudimoro bagian selatan. Daerah perbukitan tersebut mempunyai kemiringan 20 – 400, tersebar di daerah terra rosa (lempung yang berwarna coklat kemerahan) sebagai sisa hasil pelapukan batu gamping. Gejala tersebut menunjukkan stadia erosi dewasa.

d. Satuan Dataran Aluvial

Satuan ini berkembang di daerah aliran Sungai Grindulu, Asem Gandok di Kecamatan Arjosari dan Pacitan, serta pantai Pacitan, sungai dan panatai Pagotan Kecamatan Ngadirojo, Sungai Lorog serta pantai di teluk Damas Kecamatan Ngadirojo. Stadia erosinya termasuk dewasa, dengan adanya dataran banjir yang luas dan sungai yang dangkal, serta pola sungai bermeander.

e. Formasi batuan

Formasi batuan yang terletak selaras di atas semua formasi berumur Oligo-Miosen tersebut adalah Formasi Semilir (Tms) yang kearah lateral berubah menjadi Formasi Jaten (Tmj). Formasi Nglanggran terletak selaras diatas Formasi Semilir dan kerah lateral berubah menjadi Formasi Jaten (Sampurno dan H.Samodra, 1997). Formasi berikutnya adalah Formasi Wuni (Tmw), yang berada selaras diatas Formasi Jaten dan kearah lateral berubah menjadi Formasi Nampol (Tmn). Formasi Wuni dan Nampol ini kearah lateral menjadi Formasi Wonosari (Tmwl) dan Oyo (Tmo) (Surono dkk, 1992). Formasi Oyo berada selaras diatas Formasi Nampol dan kerah vertikal serta lateral berubah menjadi Formasi Wonosari (Tmwl) (Samodra dkk, 1995). Tidak selaras diatas Formasi Wonosari adalah Formasi Kalipucang (Qpk) (H. Samodra dkk, 1992). Endapan teras terletak tidak selaras diatas Formasi Kalipucang (Sartono, 1972, dalam Bartstra, 1976). Endapan aluvial (Qa) merupakan batuan termud di Kabupaten Pacitan (H.Samodra dkk, 1992).


0 komentar:

Posting Komentar